Jatiombo sendiri merupakan peninggalan dari Agro Sodong yang kondisinya sekarang cukup memprihatinkan dan kurang terawat karena hanya dikelola sendiri secara gotong royong oleh masyarakat Purwosari. Masyarakat seminggu sekali setiap hari jum’at kliwon dan setahun sekali pada bulan ruwah hari selasa kliwon, melakukan kegiatan bersih-bersih untuk mempersiapkan pelaksanaan tradisi desa.

Jatiombo memiliki potensi untuk menjadi sebuah destinasi wisata Purwosari sebagai situs sejarah. Tempat ini berdiri diatas tanah berukuran 2 hektar yang dikelilingi oleh tanaman buah-buahan seperti pohon durian, rambutan, kelengkeng dan masih banyak lagi. Adapun hambatan pada tempat ini adalah lokasi yang jauh dari jangkauan keramaian, dan akses jalan yang buruk membuat tempat ini jarang diketahui masyarakat. Atas dasar hal tersebut Jatiombo membutuhkan dukungan dari masyarakan untuk melestarikan tradisi yang dapat meningkatkan kerukunan masyarakat. Selain itu, perlu dukungan dari Dinas Pariwisata untuk memperbaiki akses ke tempat wisata tersebut agar Jatiombo kembali menjadi tempat wisata desa Purwosari.